Sabtu, 29 Mei 2021

LATHIFAH DAN MURAQABAH

A.  Pengertian Lathifah

 Lathifah menurut bahasa adalah halus atau lembut, jamaknya adalah Lathaif, atau   secara umum bisa diartikan bahwa lathifah itu adalah titik-titik halus dalam anggota   badan (halusnya hati) untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah SWT.

B.    Macam-Macam Lathifah

Dalam Thariqah Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah, Lathifah itu terbagi menjadi tujuh (7) tingkatan yaitu: 

1.     Lathifah Al –Qolby

Artinya Halusnya Hati yang ada di bawah susu (dada) sebelah kiri, dengan condong ke arah kiri, kira-kira dua jari. Saat berdzikir dengan ismu Dzat (   الله , الله ) , Pikiran hendaknya mengingat-Ingat ditunjukan kepada APA Yang dipahami Dari kebesaran Nama Allah, Yaitu diantaranya Dzat Allah SWT Yang wajib Sempurna (kamal) Bagi-Nya Dan TIDAK mungkin Kurang (Naqis), Serta mengharap limpahan rahmat Dan Anugrah Allah SWT.

Dalilnya adalah QS. Al - Baqoroh ayat 20:

 ...... إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Artinya: Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk meredam dan mengendalikan nafsu Lawwamah, dan menilai dari hati kita, insya Allah.

2.     Lathifah Ar - Ruh

Artinya halusnya ruh, yang ada di bawah susu (dada) sebelah kanan dengan condong   ke arah kanan, kira-kira dua jari. Mulailah berdzikir dengan ismu Dzat (   الله , الله ) , dengan memusatkan dzikir ke a rah yang telah datang di atas. 

Dalilnya adalah QS. Fussilat ayat 54:

  ......أَلاَ لِّ

Artinya       : Ingatlah, Sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala                    sesuatu .

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk menumbuhkan sifat nafsu Mulhimah nafsu Sawiyah dalam hati kita.

3.     Lathifah As-Sirr

Artinya halusnya rasa, tepat pada susu (dada) sebelah kiri dengan condong ke arah dada kira-kira dua jari. Mulailah berdzikir dengan ismu Dzat ( الله , الله ) , dengan memusatkan dzikir ke arah yang telah datang di atas. 

Dalilnya adalah QS. Luqman ayat 23:

إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ

Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk menumbuhkan sifat nafsu Muthmainnah dalam hati kita.

 

4.     Lathifah Al - Khofiyyi

Artinya halusnya sesuatu yang samar, yang ada tepat pada susu (dada) sebelah kanan, dengan condong ke arah dada kira-kira dua jari, Mulailah berdzikir dengan ismu Dzat ( الله) , الله ) , dengan memusatkan dzikir ke arah yang telah datang di atas.

Dalilnya adalah QS. Asy - Syuro ayat 19:

إِنَّ اللهَ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَهُوَ اْلقَوِيُّ اْلعَزِيْزُ

Artinya: Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia                   member rizqi kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Maha kuat, Maha Perkasa.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk menumbuhkan nafsu Rodliyah dalam hati kita.     

5.     Lathifah Al - Akhfa

Artinya halusnya sesuatu yang lebih samar, yang ada di tengah da da. Kemudian   mulailah berdzikir dengan ismu Dzat ( الله , الله ) , dengan memusatkan dzikir ke arah dada.

Dalilnya adalah QS. Toha ayat 7:

 ..... فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَ أْخْفَى

Artinya : Sungguh, Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk menumbuhkan sifat nafsu Mardliyah dalam hati kita.

6.     Lathifah An - Nafsi

Artinya halusnya otak, yang hampir ada di antara kedua mata dan kedua alis mata. Mulailah berdzikir dengan ismu Dzat ( الله , الله) , dengan memusatkan. 

Dalilnya adalah QS. Al - Hadid ayat 4:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya: Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk dianggap dan dikendalikan oleh sifat amarah dalam diri dan hati kita.

7.     Lathifah Al - Qoolib (Qoolab)

Artinya halusnya seluruh anggota badan, mulai dari ujung rambut sampai ujung jari-jari kaki, mulailah berddzikir dengan ismu Dzat ( الله , الله ) , dengan memusatkan dzikir kea rah semua itu.

Dalilnya adalah QS. Qof ayat 16:

.... وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدُ

Artinya: dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.

Manfaat dzikir lathifah ini adalah untuk menumbuhkan sifat nafsu Kamilah dalam hati kita.

( Pembaca bisa melihat dalam Al-Mawahib Ar-Rahmaniyyah An-Nuraniyyah : KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc, Hal: 74 - 76 ) .

Perlu diketahui juga oleh pengamal Thariqah, bahwa dzikir dalam tahapan Lathifah itu termasuk:

Sebuah.     Dzikir di semua Lathifah adalah menyebut: ( الله , الله ) , dengan tanpa suara, cukup di dalam hati, satu kali putaran tasbih sekali nafas dihitung seratus kali (100 x), setelah selesai satu putaran diikuti dengan mencampakkan nafas, dan dibarengi niat:

Pertama : Membuang semua sifat-sifat yang tidak terpuji yang pernah dilakukan.

Kedua      : Memohon kepada Allah, mudah-mudahan sifat-sifat tadi diganti dengan sifat yang baik dan terpuji.

Ketiga     : Memohon agar selamanya bisa melakukan sifat-sifat yang baik dan terpuji.      

b.     Ketika berdzikir agar lidahnya ditemukan dengan langit-langit mulut (Cethak - Jawa), mata terpejam dan kepala ditundukkan ke bawah, arah yang sesuai dengan jenis lathifahnya.

c.      Setiap lathifah tiga kali (3 x) putaran tasbih, jadi dihitung 300 x, bisa lebih dari 3 putaran; 5 (lima), 7 (tujuh) putaran dan seterusnya.

d.     Setelah dzikir selesai pada setiap lathifah membaca:

أَللَّهُمَّ أَنْتَ مَقْصُوْدِيْ وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِيْ أَعْطِنِيْ مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ

C.     Pengertian Mur a q a bah

Kontemplasi atau muraqabah adalah seseorang yang mengheningkan cipta dengan penuh kesungguhan hati, dengan penghayatan bahwa seolah-olah dirinya-olah berkoordinasi dengan Allah, meyakinkan hati bahwa Allah senantiasa memperhatikan dan memperhatikan segala perbuatannya. Dengan latihan muraqabah ini akan memiliki nilai ihsan yang lebih unggul, dan seseorang akan merasakan kehadiran Allah kapan saja dan dimana saja dia berada.

Dalam bahasa arab , arti Mur a q a bah adalah awas-malaysia, berintai-intaian (nginjen-nginjen - Jawa). Dalam istilah Tasawuf menurut Imam Al-Qusyairy, arti muraqabah ialah keadaan seseorang meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu melihat dan membawa kita. Allah melihat seluruh gerak-gerik kita dan bahkan apa-apa yang terlintas dalam hati diketahui Allah.

Selanjutnya Imam Al-Qusyairy mengatakan:

أَلْمُرَاقَبَةُ عِلْمُ اْلعَبْدِ بِاطِّلاَعِ الرَّبِّ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ

Muraqabah ialah, bahwa hamba tahu bahwa Tuhan selalu melihatnya. (Kunci Memahami Tasawuf: DR. Mustafa Zahri, hal: 216) .

Sedangkan menurut Al-Maghfurlah KH. Muslih Abdurrahman Al-Maroqy, Muraqabah artinya hati harus selalu mengintip atau mengintai kepada Allah SWT, seperti mengintainya kucing kepada tikus (artinya hati kita jangan pernah terlepas dari kebesaran, kesempurnaan dan keajaiban Allah). ( Al-Mawahib Ar-Rahmaniyyah An-Nuraniyyah : KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc, Hal: 78 ) .      

Jadi Mur a q a bah itu artinya , h ati seorang salik / murid harus selalu mengintip atau mengintai (dengan mata hati) kebesaran, keindahan dan keajaiban Allah SWT, baik dalam sifat, af'al dan aqwal-Nya, dengan memohon limpahan anugerah dan rahmat Allah SWT.

D.    Macam-Macam Mur a q a bah

Dalam Thariqah Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah, Mur a q a bah ini ada dua puluh (20) macam tingkatan, yaitu:

1.     Mur a q a bah Ahadiyyah

Yaitu mengintai / mempertimbangkan (melihat dengan mata hati) keesaan Allah SWT, dalam Dzat, sifat-sifat dan perbuatan-Nya, juga mengingat sifat kesempurnaan-Nya, sifat Muhal (sifat yang tidak mungkin terjadi pada Allah SWT) dan juga sifat Naqish (kekurangan ) Allah SWT, begitu juga mengingat sifat 20 yang wajib dan sifat 20 yang muhal bagi Allah. Muraqabah ini tergolong Al-Faidu Minal Jihatis Sitti Yarjuhu ( الفيض من الجهات السّتّ يرجوه) “Artinya: mengharapkan limpahan anugerah Allah SWT,   dari 6   (enam) Arah: Atas, bawah, depan, belakang, arah kanan dan kiri, (seorang salik / murid dalam melakukan Muraqabah ini selalu mengharapkan keluasan dari arah 6 (enam)) ; dari atas, bawah, dari depan, belakang dan dari arah kanan dan kiri). Dalil yang mendasari Muraqabah ini adalah firman Allah:

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

“Katakanlah (Muhammad),“ Dialah Allah, Yang Maha Esa ” . (QS. Al-Ikhlas: 1).

2.     Mur a q a bah Ma'iyyah

Yaitu mengintai / menyimpan kebersamaan / kesertaan Allah SWT kepada semua gerak gerik kita, kebersamaan ini bersifat ma'nawi, artinya semua tingkah Allah tidak bias kita ketahui dengan kasat mata (tetapi rahmat Allah-lah yang menyertai kita), Muraqabah ini dalilnya adalah Ayat:

وَهُوَ مَعَكُمْ   أَيْنَمَا كُنْتُمْ

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” (QS. Al-Hadid: 4).

3.     Mur a q a bah Aqrobiyyah

Yaitu mengintai bahwa Allah SWT itu lebih dekat kepada kita, dari pada pendengaran telinga, penglihatan mata, lidah, penciuman dan bahkan dari pikiran kita, maksudnya Allah itu lebih dekat kepada kita dari total anggota tubuh kita, sudah barang tentu kedekatan iniadalah menggunakan makna makna ma'nawi (bukan hakikat). Di samping itu, hati kita juga harus selalu mengingat dan merenungkan kebesaran Allah yang telah menciptakannya; seperti manusia, semua hewan yang ada di atas bumi, yang terbang di angkasa, yang berenang di dalam lautan, dan juga mengingat kebesaran Allah yang ada di alam yang atas; seperti langit 7 seisinya (bulan, matahari, bintang, awan dan lainnya). Juga kebesaran Allah yang ada di alam bawah; bumi 7 sesisinya (laut, gunung, tumbuhan dengan segala macam jenis dan warnanya dan semua kekayaan yang ada di perut bumi). Adapun dalil yang mendasari Muraqabah ini adalah ayat:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ اْلوَرِيْدِ

“Dan kami (Allah) lebih dekat kepadanya (manusia) dari pada urat lehernya” . (QS. Qof: 16).  

Dan Muraqabah ini digolongkan:

وَاْلفَيْضُ عَلىَ لَطِيْفَةِ النَّفْسِ مَعَ شِرْكَةِ اللَّطَائِفِ الْخَمْسِ اْلمُسَمَّاتْ بِعَالَمِ اْلأَمْرِ

“Mengharap anugerah Allah SWT yang dianugerahkan kepada halusnya jaringan otak yang berserikat dengan halusnya jaringan 5 yang ada di dada, yang disebut alam al-amr (alam perintah)”.

4.     Mur a q a batul Mahabbah Fid - Da'irotil Ula

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah atas kecintaan-Nya kepada orang-orang mukmin dengan memberikan ridlo dan pahala, oleh karena itu seorang salik / murid harus mencintai Allah sesuai dengan maqom (posisi) -Nya yang pertama, seraya mengingat kebesaran Allah dengan asma-nya 99, dan keindahan ciptaan-Nya yang tiada habisnya. Muraqabah ini digolongkan dengan: “Wal Faidlu 'Ala Latifatin-Nafsi ( والفيض على لطيفة النفس) Artinya: Merenungkan rahmat dan anugerah Allah yang ada pada perangkat halusnya otak.

5.     Mur a q a batul Mahabbah Fid - Da'irotis - Saniyyah

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah atas kecintaan-Nya kepada orang-orang mukmin, dan kecintaan kita kepada-Nya dalam maqom (kedudukan) yang kedua, dengan mengangan-angan sifat-siafat Allah SWT, baik yang ma'any atau maknawiyyah, Muraqabah ini digolongkan dengan: “Wal Faidlu 'Alal Latifatin-Nafsi ( والفيض على لطيفة النفس) Artinya: Merenungkan rahmat dan anugerah Allah yang ada pada perangkat halusnya otak. 

6.     Mur a q a batul Mahabbah Fid - Da'irotil Qous

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah atas kecintaan-Nya kepada orang-orang mukmin, dan kecintaan kita kepada-Nya dalam maqom yang lebih dekat   yang diibaratkan dengan panah panah, menunjukkan hubungan Allah dengan seorang mukmin itu sangat dekat sekali, Muraqabah ini digolongkan dengan: “ Wal Faidlu 'Alal Latifatin-Nafsi ( والفيض على لطيفة النفس) Artinya: Merenungkan rahmat dan anugerah Allah yang ada pada perangkat halusnya otak.

Dalilnya untuk 3 Muraqabah   (4, 5 dan 6) ini adalah:

يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهُ

“Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya” (QS. Al-Maidah: 54)

7.     Mur a q a batu Wilayatul - 'Ulyaa

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah mendudukkan kekuasaan malaikat, dalilnya adalah:

هُوَ اْلأَوَلُ وَاْلأَخِرُ وَ الظَّاهِرُ وَاْلبَاطِنُ

“Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Dzohir dan Yang Bathin” (QS. Al-Hadid: 3).

Dan ayat:

إِنَّ الَّذِيْنَ عِنْدَ رَبِّكَ لاَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُوْنَهُ وَلَهُ يَسْجُدُوْهُ يَسْجُدُوْهُ

“Sesungguhnya orang-orang yang ada disisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka mensucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud” (QS. Al-A'rof: 206).

For it how to take it to the angel in ketakwaannya or from the nature malakaniyyah, the properties-sifat mahmudah, or munjiyat and sent from the-sifat-sifat saithoniyyah, nafsaniyyah, bathiniyyah hayawaniyyah, of madzmumah muhlikat.

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Alal' Anasiris Salasi ( والفيض على العناصر الثلاث), artinya: Anugerah dan rahmat Allah atas dasar 3 (tiga) unsur, udara, api dan angin.

8.     Mur a q a batu Kamalatin - Nubuwwah

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan para nabi dengan sifat mereka yang sempurna, dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّيْنَ عَلىَ بَعْضٍ

“Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain) . (QS. Al-Isro: 55).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala ' Unshurit Turob ,           ( والفيض على عنصر التراب) artinya: Anugerah dan rahmat Allah atas dasar unsur debu (tanah) .

9.     Mur a q a batu Kamalatir - Risalah

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan para Rosul dengan sifat mereka yang sempurna, dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّرَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. Al-Anbiya: 107).

Dan ayat:

الر تلك سل فضلنا بعضهم على بعض

“Rosul-rosul it Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. (QS. Al-Baqoroh : 253).

10.                        Mur a q a bah Ulil 'Azmi

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan para Rosul yang mendapatkan derajat Ulil 'Azmi, para nabi dan rosul yang termasuk ulil' Azmi adalah: Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim, As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan nabi Nuh As .

Dalil yang mendasarinya adalah:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُواْلعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ

Maka bersabarlah engkau (Muhammad) kesabaran rosul-rosul yang memiliki keteguhan hati ” (QS. Al-Ahqof: 35).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

11.                        Mur a q a batul Mahabbah Fi Da'irotil Khullah Wa Hiya Haqiqotu Ibrohim As. 

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan Nabi Ibrahim As, sebagai Kholil Allah (kekasih Allah).

Dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَاتَّخَذَ اللهُ إِبْرَهِيْمَ خَلِيْلًا

“Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan- (Nya)” . (QS. An-Nisa: 125).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah.   ( الفيض لى الوحدنيّة)

12.                        Mur a q a batu Da'irotil - Mahabbatis - Sirfati Wa Hiya Haqiqotu Sayyidina Musa As. 

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan Nabi Musa As, yang mempunyai anugerah pangkat kalim Allah (orang yang dapat berbicara dengan Allah).

Dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَأْلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ

“Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku” (QS. Toha: 39).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

 

13.                        Mur a q a batudz – Dzatiyyatil – Mumtazijati Bil – Mahabbah Wa Hiya Haqiqotul – Muhammadiyyah.

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan hakikat Nabi Muhammad SAW sebagai asal kekasih Allah SWT, Nabi yang telah dikaruniai dengan sifat-sifat yang sempurna dan kasih sayang.

Dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُوْلٌ

“Dan Muhammad hanyalah seorang Rosul”. (QS. Ali 'Imron: 144).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

14.                        Muraqabah Al - Mahbubiyyah Ash - Shirfah Wa Hiya Haqiqotul - Ahmadiyyah.

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan hakikat Nabi Ahmad SAW, sebagai kekasih Allah SWT yang mempunyai sifat penuh kasih sayang.

Dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَمُبَشِّرًا بِرَسُوْلٍ يَأْتِيْ مِنْ بَعْدِى اسْمُهُ أَحْمَدُ

“Dan memberi kabar gembira dengan seorang Rosul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. (QS. As-Shof: 6).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

15.                        Mur a q a batul - Hubbis - Shirfi

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah mencintai orang mukmin yang mencintai Tuhannya, para malaikat, Rosul, Nabi, Wali, Ulama dan saudara-saudaranya sesama mukmin.

 Dalil yang mendasarinya adalah ayat:

وَالَّذِيْنَ أَمَنُوْا أَشَدُّ حُبًّا لِلهِ

“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqoroh : 165).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

16.                        Mur a q a bah La Ta'yin

Yaitu mengintai / peering kepada Allah yang tidak dibolehkan (diharamkan) termasuk dalam bentuk Dzat Allah, dan termasuk makhluk malaikat, para rosul dan nabi sekalipun, mereka tidak akan pernah menemukan Dzat-Nya. Sebagaimana firman Allah:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat ” . (QS. Asy-Syuro: 11).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

17.                        Mur a q a batu Haqiqotil - Ka'bah

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan ka'bah sebagai tempat sujud para mumkinat (para makhluk) kepada Allah SWT, yang mendasarinya adalah firman Allah:

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ اْلمَسْجِدِ اْلحَرَامِ

“Maka hadapkanlah wajahmu ke arah masjidil haram” (QS. Al-Baqoroh: 144, 149, 150).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

18.                        Mur a q a batu Haqiqotil - Qur'an

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah yang telah menjadikan Al Qur'an   yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, orang yang membacanya akan digolongkan sebagai ibadah, dan Al Qur'an adalah mukjizat terbesar, diwujudkan adalah firman Allah:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِى رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلىَ عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِنْ مِثْلِهِ

“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya” . (QS. Al-Baqoroh: 23).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

19.                        Mur a q a batu Haqiqotis - Sholat

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah, yang telah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk menjalankan hakikat sholat, yang terdiri dari beberapa amalan; Baik berupa ucapan atau perbuatan yang diawali dengan takbirotul ihrom dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan dengan memperhatikan syarat, rukun dan tatakrama sholat, dan juga harus dijalankan dengan khusyu 'dan khudhur.

Dalilnya adalah firman Allah:

إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلىَ اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا

“Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” . (QS. An-Nisa: 103).

Dan mur a q a bah ini tergolong : Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

20.                        Mur a q a bah Da'irotil Ma'budiyyah Al-Syirfa

Yaitu mengintai / menyimpan kepada Allah, bahwa hanya Dialah yang haq, sah dan patut untuk disembah oleh makhluk-NYa, dengan sembahan yang tulus ikhlas karena-Nya, yang mendasari Muraqabah ini adalah firman Allah:

وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka terhubung kepada-Ku” . (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Dan Muraqabah ini tergolong: Wal Faidlu 'Ala Hai'atil Wahdaniyyah. ( الفيض لى الوحدنيّة)

( Pembaca bisa melihat dalam Al-Mawahib Ar-Rahmaniyyah An-Nuraniyyah : KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc, Hal: 81 - 96 ) .

Perlu diketahui dan diingat juga oleh pengamal Thariqah, bahwa semua amalan dalam Thariqah, mulai dari amalan dzikir nafi itsbat ( لا إله إلّا الله) ) , dzikir ismu dzat ( الله , الله ) dan Muraqabah semua harus melalui idzin guru / Syaikh atau mursyid yang telah membai ' at dan membimbingnya. 

2 komentar: